Minggu, 25 November 2012

"MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA"


CIREBON- Masjid Agung Sang Cipta Rasa merupakan salah satu masjid besar di Cirebon, Jawa Barat.Kebesarannya melebihi statusnya sebagai masjid raya yang dapat menampung banyak jemaah.Ia dikenal sebagai masjid keramat yang menjadi saksi bisu penyebaran agama Islam di Cirebon khususnya.
Masjid Agung Sang Cipta Rasa terletak di kompleks Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Secara turun temurun masid ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kesultanan. Hal ini tak lepas dari peran besar Syarief Hidayatullah atau akrab disebut Sunan Gunung Jati sebagai salah seorang pendiri masjid bersama delapan wali lainnya.

Para ahli sejarah sepakat, Masjid Agung Sang Cipta Rasa dibangun sekira abad XV oleh Wali Sango atau Sembilan Wali. Mereka membangun masjid tersebut sebagai tempat untuk menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Caruban (sebutan Cirebon dulu).

Penyebaran Islam dilakukan dengan cara unik, bijaksana, dan penuh damai. Salah satunya melalui kesenian wayang yang dipertunjukkan di sekitar masjid di hadapan masyarakat Cirebon. Zaman itu mayoritas warga belum memeluk Islam.

Kaum/Kholifah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Hasan Muhjiddin (64), menuturkan pada momen-momen besar Islam, digelar pertunjukan wayang.

“Dulu masyarakat Cirebon menyukai wayang. Pendekatan ini rupanya berhasil karena sedikit demi sedikit, masyarakat Cirebon mulai masuk Islam. Setiap ada orang yang masuk Islam dengan ditandai pembacaan dua kalimat syahadat, para wali akan membunyikan gong. Gong ini kemudian dikenal dengan istilah Gong Sekati yang sampai kini ada,” ujarnya.

Penggunaan kesenian wayang menunjukkan bagaimana penyebaran ajaran Islam dilakukan Wali Sango melalui proses penyesuaian karakter masyarakat setempat. Hal ini juga dilakukan terhadap budaya Tahlilan di mana sebelumnya masyarakat menyukai kegiatan berkumpul setiap ada masyarakat yang meninggal.

Namun, kegiatan berkumpul kala itu, lanjut Hasan, disertai kegiatan negatif seperti berjudi dan minum minuman keras. Para Wali Sango kemudian tidak mengubah kebiasaan berkumpul tersebut. Perubahan justru dilakukan terhadap kegiatan yang diganti dengan berdoa bersama dan kini dikenal istilah Tahlilan.

Dari situlah, perlahan namun pasti, ajaran Islam mulai menyebar. Meski dilakukan dengan cara halus dan penuh kedamaian, jalan menuju tujuan tak selalu mulus. Namun begitu, Islam pada akhirnya mendarah daging di tanah Caruban hingga kini.

Kemudian, Syarief Hidayatullah sendiri bagi masyarakat Cirebon, menjadi sosok yang lekat. Meski wali termuda di saman itu, sikap dan pemikirannya telah membuatnya disegani, khususnya di kalangan Wali Sango. Dia dianggap memiliki andil paling besar dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar